Pengalaman Apapun Kini Bisa Dijual jadi Produk Digital
Ada sebuah ungkapan: pengalaman itu mahal. Ungkapan itu kini bukan lagi sekadar kata-kata belaka, melainkan fakta. Karena di era disrupsi teknologi ini, perkembangan internet, media sosial, dan AI tumbuh begitu pesat. Hal ini membuka peluang yang setara bagi setiap individu untuk bisa mengekspresikan talentanya, apapun latar belakang pendidikan dan pekerjaannya.
Di tahun 2025 ini, kamu bisa mulai menciptakan peluang baru, yaitu dengan mulai mendokumentasikan pengalaman hidupmu dan keahlianmu di sebuah platform atau mengemasnya jadi produk digital untuk menciptakan keuntungan finansial.
Konten Personal dan Otentik Lebih Disukai
Kamu bisa memanfaatkan momen emas di dunia content creation yang dimulai tahun ini. Mulai tahun 2025 ini, konten-konten yang diprediksi akan naik ialah konten yang sifatnya personal dan otentik (tidak dibuat-buat atau didesain).
Alasannya adalah sebagai berikut:
1. Relatable dengan Kehidupan Netizen Sehari-hari
Saat ini netizen lebih suka melihat proses dibalik layar atau perjalanan kehidupan seseorang from zero to hero, karena relatable dengan hidup mereka. Hal itu membuat mereka merasa termotivasi menjalani kehidupan. Netizen tidak lagi tertarik pada konten yang terlalu didesain sedemikian rupa, kecuali itu adalah konten sinematografi.
2. Netizen Butuh Solusi dari Masalah Hidup Mereka
Selain itu, coba perhatikan! Sebagian orang memang menggunakan search engine dan media sosial untuk mencari hiburan. Namun, sebagian lainnya menggunakan search engine dan media sosial untuk mencari solusi atas masalah yang mereka hadapi.
Misalnya, orang-orang melakukan pencarian di kolom search media sosial dengan mengetik: pengalaman tes cpns dan bumn, cara menulis artikel SEO, cara merawat bayi newborn, ilmu tajwid bagi pemula, manajemen waktu bagi irt atau bagaimana cara menjahit kebaya.
Fakta tersebut menunjukkan terbukanya peluang baru bagi siapapun yang memiliki keahlian pada bidang-bidang tertentu. Jadi, apapun pengalaman dan keahlianmu, sekarang kamu bisa mulai membuat produk digitalmu sendiri seperti menulis di blog, membuat e-book panduan, atau membuka kelas konsultasi daring.
atau membangun website sendiri sehingga kamu bisa memasarkan produk digitalmu kepada mereka yang butuh solusi.
Punya Media Sosial Hanya Untuk Posting Random? Rugi!
Daripada media sosial hanya kamu gunakan untuk oversharing mengeluhkan masalah, stalking, mindless scrolling, mindless posting atau sekadar posting selfie semata, kamu bisa mulai memanfaatkan media sosial sebagai sarana pengembangan diri, yaitu dengan cara membangun audiens dan menjadikannya portofoliomu. Sehingga kamu bisa menjadikan media sosial sebagai sumber income.
Jadi, kalau ada yang ingin tau lebih dekat tentang kehidupan dan keahlianmu, kamu bisa membuat mereka membayar rasa penasaran mereka! Misalnya, hindari oversharing di Instagram. Tapi, ceritakan kehidupanmu di Blog atau Youtube, lalu pasang iklan di dalamnya. Atau manfaatkan bercerita di video TikTok sambil memasang keranjang kuning.
Dari situ kamu bukan hanya main medsos, tapi menciptakan transaksi, mereka mendapatkan cerita tentang pengalaman hidupmu, kamu mendapatkan engagement dan uang dari penayangan iklan.
Kita harus sadar bahwa perhatian kita adalah mata uang (our attention is a currency).
Perhatian atau atensimu memiliki potensi besar, salah satunya mendatangkan cuan bagi media massa, perusahaan, media iklan, dan konten kreator.
Oleh karena itu, sudah saatnya jangan hanya jadi penonton yang memberikan perhatian pada konten orang lain, tapi juga jadilah salah satu orang yang meraih keuntungan finansial karena pandai memanfaatkan perhatian individu lain terhadap akun media sosialmu.
Baca Juga: Rekomendasi Buku SEO
Kebiasaan Stalking dan Keluhanmu adalah Keuntungan Bagi Orang Lain
Sejak 5 tahun lalu aku telah konsisten memulai kebiasaan baru, yaitu mengurangi konsumsi berita, postingan, atau konten yang tidak mendatangkan manfaat bagi hidup dan pengembangan diriku.
Alasannya sederhana, karena apapun yang diunggah atau diupload ke internet, baik itu konten maupun iklan yang berhasil viral, semua dimulai dari satu orang yang secara sukarela menaruh perhatian.
Jika ada 1 orang yang sukarela menaruh perhatian, membaca dengan seksama, memberi likes, menulis komentar di postingan kamu, maka orang tersebut telah menyumbang 1 trafik untuk membuat akunmu berkembang.
Baca Juga: Peluang Bisnis Digital di Era Media Sosial
Selain itu, keluhanmu di media sosial adalah peluang bagi orang lain. Misalnya, keluhan tentang ketombe. Maka algoritma media sosialmu akan merekomendasikan kamu kepada bisnis orang lain seperti iklan salon perawatan rambut, iklan produk perawatan kulit kepala, bahkan iklan konsultasi dengan dokter kulit.
Nah, daripada kita yang dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis digital orang lain, lebih baik yuk kita mulai memanfaatkan kemampuan kita untuk mengembangkan bisnis digital milik kita sendiri! 😁