back to blog

Tantangan Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia di Era Disrupsi

Sebagian besar masyarakat masih meragukan potensi program studi bahasa dan sastra Indonesia. Alasannya, karena program studi ini dan lulusannya masih dianggap kurang relevan, kurang berkompeten dan jarang dicari.

Tidak munafik, fokus utama sebagian besar masyarakat Indonesia adalah melihat prospek kerja sebelum memutuskan untuk mengambil salah satu program studi di universitas.

Menurut analisaku pribadi, masalah ini muncul akibat masih banyak potensi besar yang belum digali dari program studi ini. Karena seharusnya, lulusan program studi bahasa dan sastra Indonesia yang berjaya di era ini. Terutama dengan perkembangan pesat teknologi berbasis web, media sosial, dan AI.

Pengalaman Belajar di Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia

Sebagai orang yang terjun langsung di dalam proses pembelajaran di program studi ini. Aku banyak mendapatkan manfaat teoretis. Terutama manfaat yang berkaitan dengan kemampuan berbahasa.

Aku merasakan adanya peningkatan dalam kemampuan berbicara, membaca, menulis dan menyunting. Namun, di sinilah letak permasalahannya. Jika berkaca dari pengalamanku, fokus pengajaran studi bahasa dan sastra di universitas lebih menekankan manfaat teoretis, tetapi di sisi lain melupakan manfaat praktis dari studi bahasa dan sastra Indonesia.

Apa yang dimaksud dengan manfaat praktis? Manfaat praktis dalam konteks ini adalah pengaplikasian ilmu bahasa dan sastra Indonesia sehingga para lulusannya bisa bersaing di era disrupsi dan revolusi industri 5.0.

Berikut ini aku akan memaparkan apa yang mulai bisa diterapkan dalam pengajaran di kelas-kelas bahasa (linguistik) dan sastra Indonesia. 

Menggali Potensi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia 

1. Jangan Menutup Mata dari Bahasa Asing

Sewaktu aku kuliah, ada beberapa tenaga pengajar yang sangat anti menggunakan bahasa asing dengan alasan "Ini kan program studi bahasa Indonesia, kenapa kamu menggunakan sumber referensi dari bahasa asing?" 

Bagiku, menggunakan sumber belajar dari bahasa lain, secara tidak langsung telah membuatku melatih kemampuan penerjemahan. Selain itu, harus diakui perkembangan kajian teoretis linguistik tidak datang dari bangsa Indonesia, melainkan dari Amerika dan Eropa. Membaca buku-buku teori linguistik memperkaya wawasan teoretisku tentang bagaimana seharusnya seorang akademisi mengkaji bahasa. 

Selain itu, mempelajari teori sastra dan teori bahasa dari buku-buku berbahasa asing tidak akan serta-merta meruntuhkan kemampuan berbahasa Indonesia kita. Sebagai contoh, meskipun aku lebih sering membaca ihwal linguistik melalui buku-buku karya Lyons dibandingkan buku-buku karya Abdul Chaer, tetapi kemampuan berbahasa Indonesiaku sama sekali tak terganggu dan aku masih menjunjung tinggi penggunaan bahasa Indonesia.

Keuntungan lain yang bisa kita dapatkan dari mengeksplor sumber belajar berbahasa asing adalah memudahkan mahasiswa dalam mengadakan kajian historis bandingan dan mempelajari perkembangan linguistik interdisipliner. Salah satunya neurolinguistik programming yang lebih dahulu dilakukan di negara lain, misalnya Amerika.

2. Integrasi Langsung kepada Teknologi dan Permintaan Pasar

Tujuan utama dari pengadaan materi-materi yang relevan adalah agar program studi bahasa dan sastra Indonesia mampu mencetak lulusan yang memiliki resiliensi atau daya tahan tinggi dalam menghadapi era disrupsi.

Apabila menulis akan menjadi pekerjaan sehari-hari mereka. Sudah seharusnya mereka memahami cara membangun rumah bagi tulisan-tulisan mereka dan paham cara memasarkan tulisan/karya mereka.

Jika perusahaan media daring dan media cetak tidak menerima tulisan mereka, mereka sudah mampu menerbitkan sekaligus memasarkan karya mereka sendiri.

Jika institusi pendidikan tidak menerima mereka sebagai pengajar, mereka bisa membuka usaha edukasi bahasa mereka sendiri. Mereka juga bisa juga membangun solo karier menjadi penerjemah, penulis konten, editor, konsultan bahasa Indonesia di website pekerja lepas Indonesia, dan lain sebagainya. 

Apabila aku diberikan kesempatan untuk mengajar mahasiswa program studi bahasa dan sastra Indonesia, maka inilah materi-materi yang akan aku tambahkan ke dalam silabus:

Pembuatan Website dengan Top Level Domain

Mengajarkan pembuatan website dengan top level domain. Kemudian, mewajibkan mahasiswa menerapkan penulisan sesuai EYD V, KBBI dan SEO (search engine optimization) di setiap tulisan mereka.

Dengan adanya materi ini, diharapkan setiap mahasiswa memiliki website pribadi yang dapat dimonetisasi. Serta segala bentuk tugas penulisan bisa dirumahkan di website tersebut.

Materi Copy Writing dan Content Writing di Kelas Penulisan Kreatif 

Pertama, kelas penulisan kreatif dalam bidang copy writing dapat memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang materi penulisan iklan, takarir untuk foto produk, ragam takarir, penulisan surat resmi yang baik dan benar agar mampu terhubung dengan brand untuk kebutuhan industri pemasaran digital.

Kedua, kelas penulisan kreatif dalam bidang content writing diharapkan mampu memberikan wawasan kepada mahasiswa tentang bagaimana para penulis konten mengoptimasi tulisan mereka dengan SEO (search engine optimization) sehingga bisa muncul di halaman satu Google, serta bagaimana menghasilkan uang dari website sebagai penayang iklan, penjualan artikel elektronik, dan affiliate marketing.

Wawasan terkait teknologi penulisan semacam ini akan sangat berguna dalam menciptakan lulusan yang relevan dengan kebutuhan media daring di dalam kepenulisan berita dan pemasaran digital perusahaan media.

Publikasi Ilmiah Digital  

Salah satu visi-misi program studi bahasa dan sastra Indonesia di antaranya adalah mencetak lulusan yang mampu menjadi peneliti. Namun, ketika aku kuliah dulu, hampir tidak ada dosen yang mengajak mahasiswanya membuat akun Research Gate atau Academia. Terutama Research Gate. Padahal di dalam Research Gate akan banyak kita temui para peneliti dan kita bisa berkomunikasi langsung dengan mereka. Hal ini tentu akan melatih mahasiswa agar terbiasa dengan iklim penelitian bersama dengan akademisi lainnya dari seluruh dunia. Kemudian, sangat penting memperkenalkan kepada mahasiswa cara mengindeks jurnal ke Google Scholar, SINTA, Scopus, dan DOI.

Edukasi Bahasa dan Pengabdian Masyarakat

Jika program studi psikologi mencetak psikolog yang bisa memberikan psikoedukasi, maka lulusan program studi bahasa dan sastra harus diperkenalkan cara memberikan penyuluhan mengenai bahasa dan sastra Indonesia kepada masyarakat. Melalui website, media sosial dengan cara membuat infografis, artikel, siniar (podcast), video, dan lain sebagainya. Hal ini tentu akan berdampak baik bagi masyarakat daring (netizen) karena masyarakat akan lebih mengenal seperti apa pembelajaran dan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di perguruan tinggi.

Memperkenalkan Buku dan Entrepreneur Bahasa dari Negara Lain

Aku sendiri tidak belajar cara memasarkan tulisanku dari dosen-dosenku di kampus, melainkan mencari sendiri melalui buku-buku impor dan mentor-mentor dari negara lain seperti misalnya David Perell. David adalah salah satu inspirasiku membuat linguisticstudent, karena dia adalah salah satu entrepreneur bahasa yang sukses membangun sekolah menulis terkenal di Amerika Serikat bernama Write of Passage. Selain itu, ada pula David Kadavy, bukunya yang berjudul Mind Management Not Time Management adalah salah satu favoritku dalam mengatasi hambatan psikis dalam menulis. Atau Nicholas Cole yang lewat bukunya The Art of Business and Online Writing yang membedah tuntas cara membangun bisnis penulisan daring. Hal-hal semacam inilah yang tidak kudapatkan di ruang kelas semasa kuliah dulu.

Dunia Penerjemahan, Transkriptor, dan Artificial Intelligence

Hal menarik lainnya adalah memperkenalkan mahasiswa kepada dunia penerjemahan, seperti mengajak mereka menjadi penerjemah lepas kemudian bergabung menjadi anggota resmi Himpunan Penerjemah Indonesia. Atau mendorong mahasiswa agar menjadi transkriptor di website-website yang menyediakan kerja paruh waktu sebagai transkriptor video/audio. Para mahasiswa bisa menggunakan AI dalam membantu pekerjaan mereka.

Memperkenalkan Dunia Pernaskahan dan Manuskrip Kuno

Salah satu karier yang dapat ditekuni setelah lulus dari program studi bahasa dan sastra Indonesia adalah menjadi seorang filolog atau bisa juga menjadi seorang peneliti manuskrip kuno Indonesia. Pengajar, dosen atau fasilitator hendaknya juga memperkenalkan mahasiswa kepada salah satu komunitas naskah kuno nusantara terbesar di Indonesia, yakni Manassa Indonesia. Mereka sering mengadakan acara webinar salah satunya simposium internasional pernaskahan nusantara. Banyak ahli filologi dari dalam dan luar negeri berkumpul membahas tentang masa depan filologi sambil belajar tentang naskah dan manuskrip kuno di nusantara.

Publikasi Mandiri dan Penjualan Artikel Lewat Marketplace

Mahasiswa harus diperkenalkan bagaimana cara menjual tulisan atau karya mereka sendiri. Apalagi sekarang zaman sudah semakin canggih. Jika mereka ingin menerbitkan buku, sekarang penerbit Gramedia dan Mizan sangat mudah diakses melalui Gramedia Digital Publishing System dan Kirim Naskah Mizan Publishing. Orang-orang yang ingin menjual artikel elektronik mereka kini bisa menggunakan marketplace khusus produk digital seperti Gumroad (pembayaran dengan USD), atau Sociabuzz, Lynk.id (pembayaran dengan IDR). Di samping itu, jika mahasiswa telah memiliki ISBN, mereka bisa menerbitkan buku elektronik mereka sendiri melalui Google Play Books.

Dokumentasi atau Arsip Digital Mengenai Tokoh Linguistik dan Sastra

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah. Dari 2013 hingga saat ini, aku belum melihat ada website yang dapat diandalkan untuk mencari arsip digital tentang tokoh linguistik (ahli bahasa indonesia) dan tokoh sastra Indonesia. Padahal ini bisa menjadi ide project untuk dikerjakan bersama oleh para mahasiswa di perguruan tinggi.

Itulah beberapa materi yang hendaknya ditambahkan ke dalam pengajaran di kelas-kelas dalam program studi bahasa dan sastra Indonesia. Karena dengan materi-materi tambahan tersebut, mahasiswa akan mampu mengintegrasikan kemampuan bahasa dan sastra dengan teknologi saat ini. Sehingga pada saat mereka lulus, mereka telah memiliki portofolio digital yang relevan dengan kebutuhan industri pemasaran dan penulisan di tanah air.

error: Content is protected !!