Salat Mempertajam Fokus dan Konsentrasi
Sebenarnya yang kita perlukan bukan mengatur fokus dan konsentrasi kita agar kita bisa memaknai salat dengan baik, tetapi kita perlu memaknai salat dengan baik agar fokus dan konsentrasi kita menjadi lebih tajam.

Keinginan Menjaga Attention Span


Kita telah hidup berdampingan dengan teknologi yang menyebabkan kita menerima aliran informasi yang begitu deras, maka akan sangat melelahkan secara mental jika kita tidak membatasi konsumsi informasi. Oleh karena itu, menjaga performa fokus dan konsentrasi menjadi penting, atau akibatnya attention span kita dalam melakukan hal-hal yang penting akan menjadi lebih pendek. 


Karena usiaku masih muda, aku sangat peduli pada masalah ini, karena banyak hal yang kulakukan dalam hidup ini yang membutuhkan keduanya.


Attention span is the length of time for which a person is able to concentrate mentally on particular activity
- Oxford Languages


Peran fokus dan konsentrasi menjadi sangat dominan ketika aku harus beribadah (salat) atau bersosialisasi dengan sesama manusia. 


Karena dua kegiatan tersebut adalah kegiatan berkomunikasi yang membutuhkan kemampuan menyimak aktif (active listening)


Nah, sebagai seorang muslim, aku diwajibkan untuk salat (beribadah) lima waktu atau lima kali dalam sehari. Dalam proses mendirikan salat, ada bacaan/doa yang harus kulafalkan dengan suara pelan, tetapi aku harus bisa mendengar bacaannya. Tujuannya tentu agar aku bisa meresapi maknanya. Oleh karena itu, tak hanya dalam berkomunikasi dengan manusia, pada saat salat pun, aku membutuhkan kemampuan menyimak aktif.


Kemudian, agar kemampuan menyimak aktif itu bisa dimanifestasikan dengan baik, seseorang juga harus menjaga attention span-nya agar pikirannya tidak teralihkan oleh gangguan internal dan eksternal. 


Dapat dibayangkan, bahwa hal tersebut sulit, kan? Selanjutnya, mari kita simak bagaimana pengalamanku memahami mengapa salat dapat mempertajam fokus dan konsentrasi serta tips menjaga attention span dari segala jenis gangguan.


Buku Strategi Perang Mengajarkan Mindfulness


Sejak remaja, aku selalu tertarik membaca buku-buku yang membahas tentang perang dan taktiknya karena isinya mengajarkan aku cara berpikir strategis, di antaranya teknik persuasi dan teknik manipulasi. Mempelajari hal tersebut sangat membantuku dalam mengenal bagaimana orang-orang jahat berpikir, dan bagaimana cara seorang komandan perang bisa sukses memimpin pasukannya. Namun, bukan itu yang ingin kubahas di sini.


Intinya ada banyak hal positif yang bisa kudapatkan dari membaca buku strategi perang, salah satunya adalah tentang mindfulness atau sekarang, sebagian besar orang lebih akrab dengan istilah awareness. Karena dalam dunia perang, seorang prajurit mesti mengetahui siapa dirinya, siapa lawannya, bagaimana situasi yang dihadapinya, di mana posisi mereka, maka konsep mindfulness ini akan selalu digaungkan dalam buku-buku taktik perang manapun.


Mindfulness means flexibly paying attention on purpose, in the present moment, infused with qualities like kindness, curiosity, acceptance, and openness.
- Shamash Alidina, Mindfulness for Dummies


Di dalam mindfulness terdapat beberapa konsep seperti:

  • memiliki kesadaran penuh dan terjaga (being aware and present)
  • memberi jeda pada setiap tindakan (pause before taking action)
  • bersikap netral dan tidak menilai keadaan (being nonjudgemental)
  • merasakan apa yang sedang terjadi, tapi berusaha tidak merespon sesuatu yang dimunculkan oleh pikiran (being nonreactive)
  • melakukan sesuatu sambil membuka hati; membiarkan apa yang baik masuk, menerima kelemahan, serta perlahan melepaskan yang buruk (open heartedly)

Setelah aku membaca buku-buku yang membahas tentang mindfulness, timbul sebuah pertanyaan, yakni kira-kira aktivitas apa yang bisa membantuku mengimplementasikan konsep ini?

Salat Memperbaiki Fokus dan Konsentrasi

Belakangan ini, aku sering melihat beberapa status di Twitter bersliweran mungkinkah pikiran berhenti memikirkan yang aneh-aneh saat kita salat?

Jawabannya tentu saja bisa! Karena sebenarnya yang kita perlukan bukan mengatur fokus dan konsentrasi kita agar kita bisa memaknai salat dengan baik, tetapi kita perlu memaknai salat dengan baik agar fokus dan konsentrasi kita menjadi lebih tajam.

Aku membahas ini karena aku sempat mendiskusikan hal ini juga bersama beberapa teman-temanku yang juga memeluk agama Islam. Karena tentu, bagi seorang muslim, ini menjadi penting bagi kehidupan spiritual kami. 

Ilmu dunia juga dapat menyeimbangkan dan menyempurnakan pengetahuan kita terhadap ilmu agama. Aku berharap melalui tulisanku ini, kita semua bisa belajar sesuatu, mengambil manfaat serta memaknai ungkapan ini dengan lebih baik: kitalah yang membutuhkan Allah Azza Wa Jalla, bukan Allah Azza Wa Jalla yang membutuhkan kita.
- Suci Wulan Lestary

Pada akhirnya, setelah mempelajari mindfulness yang dapat dikatakan sebagai ilmu dunia, mampu menyeimbangkan pengetahuanku tentang ibadah dalam peranku sebagai seorang muslim. Karena ternyata memahami konsep-konsep mindfulness bisa membantuku dalam beribadah dengan lebih baik sebagai berikut: 

  • memiliki kesadaran penuh dan terjaga (being aware and present) 
    salah satu rukun salat adalah niat, dan niat ini tentu akan sangat berpengaruh dengan salat kita, yakni memberikan perasaan terjaga (aware) bahwa kita akan beribadah menghadap Allah Azza Wa Jalla; serta salah satu yang sangat berguna untuk melatih kita untuk selalu berada dalam keadaan terjaga (aware) ini adalah memperhatikan setiap helaan napas yang kita ambil dan hembuskan.
  • memberi jeda pada setiap tindakan (pause before taking action)
    konsep ini tentu sejalan dengan konsep tuma'ninah yang sejak lama kita kenal, sehingga salat kita tidak terburu-buru.
  • bersikap netral dan tidak menilai keadaan (being nonjudgemental)
    ketika salat ada baiknya kita bersikap netral dan berusaha untuk tidak menilai keadaan, agar bisa mencapai hal ini, pastikan untuk meminimalisir distraksi baik itu dari dalam diri kita seperti mencoba berpikir positif, atau distraksi dari luar seperti jangan gunakan alas salat yang membuat kita berpikir tentang bentuknya, mematikan atau menyetel mode pesawat pada smartphone, dan lain sebagainya.
  • merasakan apa yang sedang terjadi, tapi berusaha tidak merespon sesuatu yang dimunculkan oleh pikiran (being nonreactive)
    konsep ini sejalan dengan memaknai bacaan/doa dalam salat, dan menerapkan konsep sami'na wa atha'na (kami dengar dan kami taat), jangan pikirkan mengapa, tapi latihlah diri untuk taat kepada perintah-Nya.
  • melakukan sesuatu sambil membuka hati; membiarkan apa yang baik masuk, menerima kelemahan, serta perlahan melepaskan yang buruk (open heartedly) bukalah hati, akuilah kita adalah hamba Allah Azza Wa Jalla yang penuh kelemahan dan kehinaan, mintalah petunjuk agar selalu diarahkan pada yang baik, dan melepaskan yang buruk (bertaubat) atas kesalahan-kesalahan kita.

Nah, teman-teman, 5 kali dalam sehari kita mendirikan salat, dan apabila kita mulai memaknainya dengan menerapkan yang kita pelajari dari konsep mindfulness. Insha Allah, kualitas fokus dan konsentrasi kita akan semakin baik, karena kita secara tidak langsung melatihnya setiap datang waktu salat. Mengapa kukatakan kita melatih fokus dan konsentrasi kita secara tidak langsung? Karena tentu kita tidak boleh menggeser tujuan utama salat, yakni beribadah dan menyembah Rabb kita, Allah Azza Wa Jalla. 


Semoga bermanfaat!

article by suciwulanlestary.com 
2022 | all rights reserved
SWL-konten-nomor-5-16122021
qr-artikel-swl-nomor 5
error: Content is protected !!